HIMASINDO

Kamis, 13 Juni 2013

TENTANG TEMU TEMAN

Temu Teater Mahasiswa Nusantara – selanjutnya disingkat Temu Teman – adalah karya murni Mahasiswa yang lahir dari diskusi-diskusi hangat di beranda malam. Adalah salah satu kegiatan mahasiswa se-Indonesia dalam lingkup seni khususnya seni teater. Falsafah dasar kegiatan ini sederhana, yakni sebagai wadah silaturahmi mahasiswa se-Indonesia untuk saling bertukar pikiran, diskusi seni teater, diskusi kebudayaan hingga diskusi ilmiah dalam bentuk formal dan non formal. Pada dasarnya kegiatan ini memang bukan untuk melombakan seni teater karena menurut para pencetus kegiatan Temu Teman I, kegiatan seni khususnya seni teater tidak seharusnya diperlombakan.

Temu teman mempertemukan karya-karya mahasiswa nusantara dalam suatu wadah kegiatan sehingga diharapkan dapat menjalin silaturahmi antar pulau dalam jangkauan 33 provinsi. Sampai saat ini, kegiatan ini tidak dibawahi Badan Seni Mahasiswa Indonesia (BSMI) sebagai badan pengawas kesenian kampus, instansi pemerintah/swasta dan lain-lainnya. Temu Teman berjalan begitu saja dari tahun ke tahun dan dari daerah ke daerah di Indonesia. sehingga menjadikannya berdiri dengan ciri dan karakter mahasiswa yang berekspresi dan merdeka.

Sejarah panjang Temu Teman dimulai ketika segelintir mahasiswa yang jenuh dan gelisah pada realita kesenian khususnya seni teater kampus yang ada. Sehingga Temu Teman I lahir sebagai bentuk perlawanan atas tidak efektifnya BSMI (Badan Seni Mahasiswa Indonesia) dan sentralisasi kesenian pada lembaga kesenian pemerintah seperti Dewan Kesenian saat itu. Temu Teman I lahir juga sebagai bentuk semangat berkarya dan semangat silaturahmi mahasiswa Indonesia dalam lingkup kesenian kampus.

Dari kegelisah dan kejenuhan kreatifitas yang dialami teater kampus saat ini, dimana event-event teater berbasis festival dirasakan tidak mampu memberi sebuah nilai baru dalam dinamika perteateran kampus di Indonesia sehingga kreatifitas berkarya mengalami stagnasi, disamping itu terbangun ekskluisifitas dalam event teater tersebut yang tidak mampu menjadi media sharing dan tukar pengalaman yang sifatnya kekeluargaan namun yang terbangun adalah egoisitas dan persaingan untuk menjadi yang terbaik berdasarkan penilaian angka-angka dari juri berdasarkan kategori dalam teater tersebut.

Untuk itu, berangkat dari masalah tersebut, lahir inisiatif kanda Ancha arjae lalilo dan beberapa sahabatnya untuk merancang sebuah gerakan baru dalam kesenian teater kampus. Akhirnya digagaslah Temu Teater Mahasiswa Nusantara yang selanjutnya disingkat Temu Teman yang merupakan sebuah wadah dan forum antar insan teater kampus seluruh Indonesia yang lebih mengetengahkan nilai-nilai silaturahmi dan kekeluargaan sehingga yang terbangun adalah kekompakkan dan rasa solidaritas seluruh insan teater kampus se-Indonesia.

Temu Teman I ini tidak akan berjalan secara berkala tiap tahunnya jika tidak dilanjutkan oleh SSB Tirani Universitas Tadulako Palu dengan menggunakan nama dan konsep kegiatan yang sama yaitu Temu Teman II. Dan pada akhirnya Temu Teman ke-III oleh Bengkel Seni Teater Peneti Universitas Negeri Gorontalo memperjelas tradisi kegiatan ini tiap tahunnya pada kampus-kampus yang bersedia menjadi tuan rumah selanjutnya di beberapa daerah Indonesia.
(diakses pada tanggal 14 Juni 2013 Pukul : 00.16 WITA)


Berikut tuan-tuan rumah Temu Teman :
  1. Temu Teman I Tahun 2002, panitia oleh Unit Pengembangan Kreativftas Seni Budaya Dan Sastra (UPKSBS) Universitas Muslim Indonesia di Makassar.
  2. Temu Teman II Tahun 2004, panitia oleh SSB Tirani Universitas Tadulako di Palu.
  3. Temu Teman III Tahun 2005, panitia oleh Bengkel Seni Teater Peneti Universitas Negeri Gorontalo di Grorontalo.
  4. Temu Teman IV Tahun 2006, panitia oleh Forum Apresiasi Seni (FAS) Universitas Lambung mangkurat Banjarmasin di Banjarmasin.
  5. Temu Teman V Tahun 2007, panitia oleh Teater Komedi Kontemporer Universitas Negeri Malang di Malang.
  6. Temu Teman VI Tahun  2008, panitia oleh Komunitas Jendela (Media Komunikasi Teater Kampus Surabaya)diantaranya Intsitut Agama Islam Negeri Sunan Ampel, Universitas Dr. Soetomo , Universitas Airlangga Surabaya.
  7. Temu Teman VII Tahun 2009, panitia oleh Forum Kerabat Bali (media Komunikasi Teater Kampus Bali ). 
  8. Temu Teman VIII Tahun 2010, panitia oleh PlayGround Theater Institute Institut Pertanian Bogor.
  9. Temu Teman IX Tahun 2011 di Riau. Panitia oleh Sanggar Latah Tuah Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
  10. Temu Teman X Tahun 2012 di Purwokerto. Panitia oleh Teater Mahasiswa Purwokerto
  11. Temu Teman XI Tahun 2013 di Medan. Panitia oleh KOTAK (Komunitas Teater Kampus Medan)


Ulasan Singkat Temu Teman I Makassar

Temu Teater Mahasiswa Nusantara (Temu Teman I) berlangsung pada Tanggal, 22-28 April 2002 di Makassar, Sulawesi-selatan. Dengan tema, “Membidik Manusia Perempuan Dalam Pigura” Berdasarkan proposal, peserta mendapatkan undangan 60 komunitas dari  beberapa Institusi Perguruan Tinggi Se-Indonesia dengan kontribusi tiap tim  sebanyak Rp.250.000.

Komunitas yang memenuhi undangan saat  kurang lebih 20 komunitas. Lokasi kegiatan ini dilangsungkan di dua tempat, yaitu salah satunya benteng Somba Opu, tempat ini adalah salah satu situs sejarah Sul-sel, tempat ini dulunya adalah benteng kerajaan gowa,  sekarang diatasnya dibangun miniatur rumah-rumah adat Sul-sel.  Nah, miniatur rumah adat inilah yang dijadikan sebagai penginapan peserta. Tempat pertujukan dan sekaligus sebagai ruang presentase/seminar itu di tempatkan di salah satu rumah adat yang paling besar baruga Benteng Somba Opu  (baruga ini adalah memiliki ruang besar atau semacam aula), tetapi peserta juga diberikan kebebasan memilih tempat pertunjukan di sekitar lokasi benteng somba opu, misalnya Teater Kampus Unhas (TKU) dengan lakon “zag-zag” naskah/sutradara Ilham Rachomi yang lebih memilih tempat pertunjukan di space outdoor halaman rumah adat Kab. Kajang (bulukumba) dengan memanfaatkan rumah adat tersebut menjadi backdrop pertunjukannya. Tempat pertunjukan lainnya di Gedung Kesenian Makassar Societed de-Harmony (sekarang menjadi gedung kesenian Sulawesi Selatan). Temu teman I diikuti peserta antar pulau diantaranya; Sulawesi, Kalimantan dan Bali (waktu itu teater orok Bali mengirim satu orang delegasi bernama Dedy).

Hal-hal yang ditawarkan Temu Teman pada saat itu adalah event pertunjukan teater yang mengedepankan apresiasi, dan sharing antara segenap komunitas teater kampus yang menjadi peserta, sehingga ada semacam dialektika intelektual yang terjadi di dalamnya. Mengapa dialektika itu sangat diperlukan, karena banyak perbedaan persepsi ataupun konsep yang ada di tiap-tiap komunitas. Tidak perlu mencapai persamaan dalam hal tersebut tetapi lebih pada bentuk kesepahaman perbedaan yang tentunya akan memberi dampak positif berupa ilmu pengetahuan untuk perkembangan teater kampus di Indonesia, terciptanya transformasi pengetahuan dan informasi antar pulau sehingga perkembangan teater kampus di Indonesia akan bersifat menyeluruh. Tentu ini hal yang sangat kita idam-idamkan.

Kami sebenarnya kurang mengetahui dengan jelas, akan tetapi seingat kami gagasan itu muncul dan ditelorkan pertama kalinya oleh salah satu pendiri komunitas Unit Pengembangan Kreatifitas Seni Budaya dan Sastra UPKSBS UMI Universitas Muslim Indonesia (Teater Tangan), Ancha Ardjae Lalilo seusai mengikuti event nasional Festival Teater Mahasiswa Nasional (FESTAMASIO) Samarinda Kal-tim yang dilaksanakan oleh Teater Yupa Universitas Mulawarman. Di event tersebut, anggota UPKSBS yang hadir juga selaku peserta delegasi yaitu Ahmad Fardi, Mamat Mariamang, Imran Jaya. Sementara rekan-rekan yang lain dari Makassar yakni, Teater Kampus Unhas (TKU); Ilham Rachomi, Fail, Anto, Zuhdi, Teater Talas Unismuh; Dede Leman, Tahir, Syarif. UKM Seni eS.A; Nehru, dan UKM Seni UNM.

Hal Yang penting ingin kami sampaikan adalah konsep, bentuk, semangat TEMU TEMAN bukan Cuma gagasan absolut dari teman-teman UPKSBS UMI (teater tangan), tetapi merupakan hasil diskusi yang sangat panjang teman-teman penggiat seni kampus di makassar terkhusus TKU Unhas, UKM seni Talas Unismuh, UKM Seni eSA UIN, UKM Seni UNM, Bestra UNM. Beberapa orang dari kampus yang berbeda inilah yang banyak melakukan diskusi sejak di tempat pelaksanaan sampai dia atas kapal yang mereka tumpangi saat pulang ke makassar. Hal ini diungkapkan oleh saudara Ibrahim Massidenreng yang juga salah satu pihak yang aktif mensukseskan Temu Teman I 2002.  Dan dengan prakarsa jaringan ini pulalah yang juga menginspirasi terbentuknya jaringan lembaga-lembaga seni kampus yang dinamakan Dewan Kesenian Mahasiswa Makassar (DKMM).

Setibanya di Makassar, Ancha Ardjae Lalilo mengabarkan keinginan itu kepada anggota UPKSBS. Dari rapat pengurus UPKSBS yang berkembang, beberapa rekan menawarkan beberapa nama kegiatan, termasuk TE’TENU, TETEMANU dan TEMU TEATER MAHASISWA INDONESIA (TTMI). Dari beberapa forum yang dilakukan baik itu di secretariat UKM SENI UMI maupun cafe Chimank yang terletak tepat di depan kampus I UMI, akhirnya hasil kesepakatan bersama rapat menetapkan memberi nama kegiatan tersebut “TEMU TEATER MAHASISWA NUSANTARA” atau disingkat Temu-Teman (bukan TTM). Secara filosofis, Temu-Teman jelas meniatkan sebuah pertemanan, silaturrahmi, senasib, berbagi pengetahuan, serta sama-sama tumbuh dan berkembang.
Setelah sah menetapkan nama kegiatan, dibentuklah kepanitiaan Temu-Teman I yang diketuai oleh Muhammad Yasin Yunus (Achin Burung), Mimit Pakasi (sekretaris), Sisva (Bendahara). Ada banyak pihak yang memberikan masukan berupa buah pemikiran untuk memoles kegiatan ini termasuk beberapa pengurus UPKSBS saat itu; Ikbal Adam. Imran Jaya, Fardi, Mamat Mariamang, Hapsa dg. Marala. Dan ada juga seorang alumni ISI Yogyakarta, jurusan teater yakni mas Arif Krying yang kebetulan berkunjung ke Makassar dan berbaur bersama kami.

Pada akhirnya berlangsunglah kegiatan Temu Teman I pada tanggal 22-28 April 2002. Adapun  bentuk bentuk kegiatan salah satunya pertunjukan dan presentase karya setelah pertunjukan, Setiap malamnya juga digelar forum diskusi terbuka dengan tema berbagai macam, yang pada beberapa hari terakhir lebih meruncing pada eksistensi lembaga seni kampus dan kaitannya dengan Badan Pembina Seni (Bapesmi) yang kemudian menjadi BSMI (Badan seni mahasiswa indonesia). Tema diskusi ini lebih fokus lagi pada salah satu program dan mungkin satu-satunya program dari BSMI yaitu Peksiminas (Pekan Seni Mahasiswa Nasional Indonesia). PEKSIMINAS kemudian dibedah oleh peserta diskusi berdasarkan pengalaman peserta yang pernah mengikuti, melihat dan mendengar tentang PEKSIMINAS di daerah masing-masing. Dari diskusi yang inilah, akhirnya lahir “Deklarasi Somba Opu” yang merupakan pernyataan kesamaan sikap dan pandangan tentang eksistensi BSMI bagi perkembangan teater kampus se-nusantara.

DEKLARASI SOMBAOPU
1. Merekomendasikan kepada Teater Yupa Universitas Mulawarman, Unikarta Universitas Kertanegara dan Teater Kaca Mata Widiyagaa Kalimantan Timur sebagai penyelenggara konsolidasi lanjutan pada bulan Juli 2002 tentang tindak lanjut dari Deklarasi Somba Opu.
2. Menolak metode pencarian dana BSMI yang sifatnya pungutan liar.
3. Merevitalisasi kelembagaan BSMI denhgan melibatkan mahasiswa secara aktif dalam kepengurusan dengan persentase 80% dan 20% birokrasi kampus.
4. Merekomendasikan kepada BSMI pusat untuk merobah metode perlombaan dalam PEKSIMINAS menjadi temu seni mahasiswa.
5. BSMI senantiasa memposisikan dirinya sebagai wadah pembinaan kesenian kampus secara langsung dan intens.
6. Apabila point kedua hingga point kelima tidak direalisasikan oleh BSMI di masing-masing daerah pencetus deklarasi ini, hingga batas waktu dua bulan setelah deklarasi ini, maka BSMI dengan tegas diboikot.

Ditetapkan di Somba Opu 28 April 2002
Pukul 00.30 WITA

Semangat untuk mempertemukan penggiat teater kampus tidaklah berjalan seperti membalikkan  telapak tangan, banyak persoalan yang muncul ketika teman-teman UKM SENI UMI mulai bergerak untuk membuat mimpi itu menjadi kenyataan. Mulai dengan persoalan internal kepanitian, pendanaan yang sangat minim untuk sebuah event nasional, sampai pada persoalan mental dan kesiapan panitia yang bisa dikatakan saat itu sangat labil. Begitupun pada saat Temu Teman berlangsung, masalah-masalah baru bermunculan dan yang paling dominan adalah persoalan teknis. Hal ini dimaklumi oleh panitia karena bagi mereka dengan fasilitas dan pendanaan yang minim, peserta pasti akan merasa tidak nyaman. Akan tetapi hal tersebut bisa diatasi dengan keterbukaan panitia kepada semua peserta tentang kondisi kepanitian saat itu, dengan cara yang lebih intelektual tentunya.

Temu-Teman memang bukanlah perkara yang mudah dilaksanakan. Semuanya harus dengan kesamaan visi demi perkembangan teater kampus se-nusantara terkhusus di Indonesia. Keringat, peluh, tangis bukanlah hal yang mahal untuk sebuah cita-cita yang notabene akan kembali membesarkan teater kampus suatu hari nanti. Mungkin belum saat ini, tapi bukan tidak mungkin hal itu akan dirasakan oleh mereka yang kita sebut dengan ADIK….

Kami sangat berharap Temu-Teman ke-VII yang dilaksanakan di Bogor-Jawa Barat 18-24 Oktober 2010, bisa kembali merefresh ingatan-ingatan kita sehingga geliat-geliat karya dan pemikiran dari komunitas-komunitas teater kampus di Indonesia tidak serta merta hilang dari PETA PERKEMBANGAN TEATER MODERN INDONESIA.

SALAM TEATER

iip pasoloran
(Tulisan IIP PASOLORAN di blog pribadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar