Pertunjukan
ini lumayan mahal karena memerlukan kostum kerajaan Banjar lengkap dan
harus memakai grup musik panting. Standar dana yang dikeluarkan sekitar
500-600 ribu sesuai ide cerita.
Penggarapannya
tidak bisa mengandalkan hitungan hari, kecuali pemain professional yang
menekuni bidang tersebut sehari2, itupun kadang mereka tidak berani
mengambil resiko pementasan yang kacau, karena umumnya mamanda tidak
memakai naskah secara khusus seperti halnya teater modern. Paling tidak
penggarapannya minimal 1 bulan, itupun kadang ada detail yang terlewatkan meskipun secara bahasa adalah bahasa banjar.
Improvisasi
atau improve adalah tambahan apabila ada “kecelakaan panggung”, bukan
sebagai hal utama. Karena tanpa naskah khusus, paling tidak setiap
pemain yang terlibat, wajib membuat sendiri dialog yang akan dikatakan
dan dilatihkan pada saat latihan dengan lawan main agar cerita dan
dialog sinkron, sehingga bila ada kesalahan dapat disinkronkan dengan
improve.
Mitos yang menyatakan bahwa main
mamanda gampang memiliki arti bahwa yang menyatakan itu adalah orang
yang menggampangkan proses penggarapan, padahal proses penggarapan
adalah inti dan jiwa dari sebuah pementasan. Orang tsb hanya memandang
pementasan hanya dari segi bentuk, bukan maknanya. Atau mungkin karena
dia berjiwa penonton.
Mamanda bukan pertunjukan gampang, dan bukan pula tidak dapat dipelajari. Satu hal yang wajib dikandung mamanda adalah pesan moral, bukan hanya sekedar manggung.
Mamanda
bukan hanya sekedar improve. Mamanda harus didukung orang-orang yang
punya soul teater (sekalipun tidak punya basic teater), atau orang awam
yang sabar. Mamanda tidak ada artinya bila dimainkan seenaknya.
Vokal yang mantaf wajib dimiliki pemain, selaku pementasan yang sering dimainkan outdoor. Mic
hanya pendukung. Kadang orang yang basicnya teaterpun tidak dapat
memainkan mamanda, kecuali ia sabar, ulet, dan pantang menyerah serta
pintar mengekplorasi potensi yang ada dalam diri nya, dalam waktu lebih
dari 3 hari tentunya.
Memang,
ketika kita berdiri atau duduk dikursi penonton, semua terlihat mudah,
huh? Pemain yang menggampangkan pementasan biasanya adalah orang yang
lebih sering nonton latihan daripada turun menjadi actor/aktris.
Teater
bukan sinetron yang bias syuting kejar tayang, dan atau diedit
sesudahnya. But, it’s a long process dan dipertaruhkan dalam durasi 1-2
jam secara live.
Segalanya tampak mudah
bila kita duduk sebagai penonton. Jadi kenapa anda tidak mencoba menjadi
actor atau aktris? Hal itu dapat memberitahumu bagaimana proses yang
besar dan melelahkan berlangsung.
DOKUMENTASI TOUR 5 PENJURU TEATER HIMASINDO FKIP UNLAM
Tidak ada komentar:
Posting Komentar